10 Tarian Adat Jawa Tengah dari Beragam Budaya

Tari Bedhaya Ketawang – kompasiana

Siapa yang tidak kenal dengan wilayah Jawa? Provinsi yang terbagi menjadi 3 bagian ini ternyata mempunyai kisahnya tersendiri. Dibalik sejarahnya, Jawa berhasil menghasilkan beragam karya Seni yang sekarang menjadi salah satu kebudayaan Jawa yang dijaga kelestariannya salah satunya seperti 10 Tarian Adat Jawa Tengah dari Beragam Budaya, yang bisa kamu ketahui pada artikel ini.

Setelah kamu ketahui tentang 10 Tarian Adat Jawa Tengah dari Beragam Budaya Katanya sebagian tarian Jawa Tengah terkenal mistisnya. Apa benar? yuk ketahui selengkapnya dibawah ini.

10 Tarian Adat Jawa Tengah dari Beragam Budaya

1. Tari Bedhaya Ketawang

Tarian tradisional pertama adalah Bedhaya Ketawang yang mempunyai kandungan arti di setiap masing-masing kata. ‘Bedhaya’ yang kini artinya penari wanita dan ‘Ketawang’ artinya langit. Bila disatukan Bedhaya Ketawang ini mempunyai kandungan arti penari wanita dari istana langit.

Tarian ini dipertunjukan untuk acara formal saja, yang bertujuan untuk menghibur. Sejarah tarian ini menceritakan tentang interaksi Ratu Kidul yang biasa kami kenal dengan Roro Kidul. Menurut kepercayaan setempat, jika ada seseorang yang menarikan Tarian ini, maka Nyi Roro Kidul atau Kanjeng Ratu Kidul akan menghadiri tarian itu dan ikut menari.

Biasanya tarian ini ditarikan oleh 9 orang wanita, dimana tarian yang sembilan ini melambangkan Wali Songo, adapun yang bilang 9 sebagai arah mata angin. Busana para penari pun biasanya menggunakan pengantin adat Jawa, dimana para penari menggunakan gelung yang besar, dan aksesoris-aksesoris Jawa berupa centhung, sisir jeram saajar, garudha mungkur, tiba dhadha, dan cundhuk mentul.

Para penaripun diusahakan tidak di dalam suasana haid. Musik yang dimainkan untuk mengiringi tarian ini adalah Gending Ketawang Gedge, bisa juga dengan gamelan.

2. Tari Gambyong

Tari Gambyong berasal dari area Surakarta. Awalnya, tarian ini hanya suatu tarian penduduk dan diselenggarakan ketika memasuki musim panen padi. Sekarang, tarian itu diselenggarakan saat acara sakral dan sebagai penghormatan pada tamu.

Sejarahnya julukan Gambyong pun diambil dari salah satu penari tempo dulu, dimana penari itu mempunyai nada merdu dan tubuh yang lentur, dengan kedua talenta itu Gambyong yang mempunyai julukan lengkap Sri Gambyong ini sangat cepat terkenal dan kini dapat memikat banyak orang.

Sampai pada akhirnya julukan penari itu terdengar ke telinga Sunan Paku Buwono Iv, membuat Sri Gambyong diundang untuk menari ke dalam Istana. Ia pun berhasil memikat orang-orang di Istana, sampai pada akhirnya tariannya pun dipelajari dan dikembangkan sampai dinobatkan tarian khas Istana.

Untuk jumlah penari tidak disyaratkan, tapi untuk kostum yang biasa digunakan adalah kostum kemben yang sebahu dilengkapi dengan selendang. Pada dasarnya tarian ini sangatlah identik dengan warna kuning dan hijau. Tetapi seiring berjalannya zaman, warna pun tidak menjadi patokan. Musik pengiring tarian ini biasanya gamelan seperti gong, gambang, kenong, dan kendang.

3. Tari Bondan Payung

Tarian tradisional ialah Tari Bondan yang berasal dari Surakarta. Tarian ini kini menceritakan tentang seorang ibu yang kini menyayangi anaknya. Supaya tariannya pun terbilang simpel. Karakteristik khas tarian ini adalah para penari yang selalu membawa payung, boneka bayi dan kendi.

Pada zaman dulu tarian ini harus ditarikan oleh para kembang desa yang bertujuan untuk perlihatkan jati dirinya. Gerakannya pun tidak terbilang rumit sampai mampir sesi menegangkan ketika penari itu menaiki kendi, dan kendi itu tidak boleh pecah.

Kostum yang digunakan untuk tarian ini adalah sandang adat Jawa. Seiring dengan berjalannya waktu maka tari bondan pun dibagi menjadi 2, yaitu tari bondan mardisiwi, bondan tani dan bondan cindogo. Musik yang digunakan adalah Gending.

4. Tari Serimpi

Tari Serimpi berasal dari Yogyakarta, konon katanya tarian ini sedikit bernuansa Mistis. Awalnya tarian ini ditunjukkan saat pergantian raja di beberapa Istana Jawa Tengah. Menurut cerita-cerita rakyat, tarian ini dapat menghipnotis para penonton menuju ke alam lain.

Jika, tarian seperti ini bertujuan menunjukan wanita yang begitu sopan santun dan sangat lemah gemulai. Seiring dengan zaman tari ini mengalami perubahan dari segi durasi tarian dan juga dengan kostumnya. Tari Serimpi pun dibagi menjadi beberapa model diantaranya Serimpi Genjung, Serimpi Babul Layar, Serimpi Bondan, Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Dhempel.

Tarian ini biasanya ditarikan dengan 4 anggota penari wanita, hal ini menandakan unsur barah, air, angin dan bumi. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu jumlah penari pun terkadang menjadi 5 anggota. Sandang yang digunakan untuk penari Serimpi adalah sandang yang biasa digunakan pengantin putri keraton. Sedangkan musik yang digunakan adalah gamelan.

5. Tari Beksan Wireng

Tari Beksan Wireng adalah tari yang berasal dari Jawa Tengah dan diciptakan oleh Prabu Amiluhur. Tujuan diciptakannya tarian ini adalah untuk menyemangati 4 prajurit perang yang saat itu yang tengah berlatih. Hal ini terlihat dengan gerakan-gerakan para penari yang gagah perkasa tengah membawa tombak dan tameng. Karena tarian ini memang mempunyai kandungan tema perang.

Dengan berkembangnya zaman, tarian ini terbagi menjadi 6 jenis yaitu Panji Sepuh, Panji Anem, Dhadhap Kanoman, Jemparing Ageng, Lhawung Ageng dan Dhadhap Kereta. Biasanya tarian ini ditarikan oleh seorang laki-laki yang menggunakan kostum bagaikan seorang prajurit.

6. Tari Ebeg atau Kuda Lumping

Tarian tradisional untuk selanjutnya ini adalah tari ebeg atau tari yang biasa sudah menggunakan boneka kuda. Tarian yang satu ini tidak menunjukan tarian yang pada umumnya seperti tarian yang lemah gemulai.

Tarian ini tidak usah belajar, hanya melenggak lenggok mengikuti alur musik. Ada beberapa syarat yang harus disediakan selama pertunjukkan ini seperti sesaji dan juga menyan. Hal ini diharuskan karena para penari barangkali akan kerasukan makhluk halus dan memakan barang-barang sekitar. Musik yang melatar belakangi tarian ini adalah bendhe, gendhing dan gamelan banyumasan,.

7. Kethek Ogleng

Tarian tradisional yang bernama Kethek Ogleng ini berasal dari bahasa Jawa yang bila diartikan ‘Kethek’ adalah kera. Sedangkan Ogleng diambil dari melodi bunyi yang melatar belakangi tarian ini yang seperti berbunyi Ogleeeng… Ogleeeng.

Tari Kethek Ogleng berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah. Asal usulnya tarian ini menceritakan Raden Gunung Sari yang menjelma menjadi kera, dan berusaha memanipulasi musuhnya. Maka dari itu, penarinya pun selalu bertopeng kera dan menirukan gerakan-gerakan kera, tidak ada gerakan khusus untuk tarian ini, penari hanya bisa menikmati alunan musik dan menari seperti seekor kera.

Biasanya penari Kethek Ogleng ini akan mengajak salah satu orang penonton untuk berjoget bersama dengan.

8. Sintren

Sintren ini berasal dari Cirebon, menyebar ke berbagai area sampai Jawa Barat. Tarian ini berbau mistis, karena menceritakan tentang kisah cintanya Sulasih dan Sulandono. Asal usulnya tarian ini dibuat ketika Bupati Kendal menikah dengan Dewi Rantamsari yang biasa dijuluki Dewi Lanjar.

Tapi pasangan itu tidak direstui oleh Ki Bahureksi. Pada akhirnya mereka berdua berpisah, dan Sulandono menjadi petapa sedangkan Sulasih menjadi penari. Meskipun begitu, konon katanya mereka berdua masih bertemu di alam mistik.

Tarian ini sangat mistis sekali, apalagi sebelum pertunjukan, harus diawali terlebih dahulu dengan Dupan atau ritual berdoa. Tetapi katanya, tarian ini mulai tenggelam dan sudah tidak lagi dipentaskan.

9. Tari Jlantur

Tari Jlantur berasal dari Boyolali. Biasanya dimainkan oleh 40 orang penari laki-laki. Sedikit berita yang saya dapat tentang tarian ini, hal ini barangkali sudah kurangnya minat orang-orang untuk melestarikan budaya Tari Jlantur. Sejarahnya, ternyata tarian ini menggambarkan perjuangan kisah salah satu Pangeran Diponegoro yang kini melawan para penjajah.

Menurut beberapa sumber, para penari Tari Jlantur ini selalu menggunakan ikat kepala seperti gaya Turki dengan membawa kuda tiruan tari Prawiroguno

10. Tari Prawiroguno

Tarian ini memiliki kandungan kisah ketika para penjajah yang hampir mengalami kemunduran, dan suasana saat itu dijadikan ide untuk membuat suatu tarian yang sekarang kami sebut Tari Prawiroguno. Tarian ini mempunyai tema peperangan, dan gerakan para penari seperti seorang prajurit membawa pedang/samurai dengan tameng berlenggok-lenggok seakan tengah bersiap-siap menyerang musuh.

 

Makanan Jawa Tengah Asli yang Enak dan Lezat

Singgah ke suatu tempat tidak lengkap kalau tidak mencicipi makanan khas tempat itu. Tak akan ada habisnya jika saya membahas tentang masakan. Jawa Tengah memang dikenal sebagai salah satu area wisata masakan yang punyai beraneka macam makanan khas yang menggoda.

Jawa identik dengan makanan yang manis-manis bukan? Tetapi, siapa sangka makanan Jawa juga ada yang asin loh. yuk ketahui tentang makanan khas Jawa Tengah. Makanan ini punya rasa yang lezat.

1. Tahu Gimbal

Salah satu makanan khas Jawa Tengah yang wajib kamu coba adalah tahu gimbal. Tahu Gimbal adalah makanan khas Semarang yang sangat populer karena rasanya yang unik. Meskipun namanya tahu gimbal, makanan ini punya isian lainnya loh.

Ada irisan kol mentah, tauge, lontong, telur, dan gimbal. Gimbal adalah makanan yang terbuat dari udang yang digoreng dengan tepung dan punya rasa yang sangat gurih. Tahu gimbal ini sepertinya jika kita ketahui akan terlihat seperti gado-gado, bukan? Yap! Tepat sekali.

Semua isian tahu gimbal yang tercampur dan siap dihidangkan, akan disirami oleh bumbu kacang yang khas, karena dibuat dengan petis udang sehingga rasanya sangat kaya. Saus kacang yang digunakan untuk tahu gimbal dibuat lebih cair atau encer dibandingkan dengan makanan lain yang menggunakan saus kacang juga.

2. Tempe Mendoan

Siapa yang tidak kenal dengan tempe mendoan? Salah satu makanan khas Jawa Tengah yang sangat populer. Pada dasarnya tempe mendoan ini sama saja dengan tempe goreng lainnya. Hanya saja tempe mendoan ini dilumuri oleh tepung.

Hal yang membedakan tempe mendoan dengan tempe goreng tepung yang seperti biasanya adalah pada namanya yaitu mendoan.

Tidak hanya itu teknik pembuatan tempe ini juga berbeda dengan tempe goreng tepung pada umumnya. Biasanya tempe goreng tepung akan digoreng menggunakan minyak yang sangat banyak dengan api yang panas untuk membuat tekstur dari tepung yang mengikat tempe menjadi garing.

Beda dengan tempe mendoan, walaupun digoreng dengan minyak yang banyak dan api yang panas, tetapi tempe mendoan tidak digoreng hingga tepung yang menyelimuti tempe itu garing atau setengah matang.

Tetapi, kamu tidak perlu khawatir dengan rasanya. Justru hal inilah yang menjadikan tempe mendoan mempunyai karakteristik khas yang unik. Tempe mendoan ini mempunyai rasa yang sangat lezat dan nagih. Sehingga jangan heran jika makanan yang satu ini sangat banyak dicari dan populer di kalangan wisatawan lokal maupun asing.

3. Lumpia Semarang

Apakah kamu mengetahui ibukota dari Jawa Tengah? Yap! Semarang. Kota Semarang memiliki beraneka macam makanan khas loh. Salah satu makanan khas Semarang kini adalah lumpia goreng. Makanan yang biasa dijadikan sebagai snack ketika acara-acara besar.

Dengan kulitnya yang garing, lumpia goreng ini sangat disukai oleh hampir seluruh orang. Lumpia goreng ini biasa dipadukan dengan sambal kacang atau cabe rawit untuk orang-orang yang suka pedas. Tetapi, jika kamu ingin memakannya tanpa sambal atau cabe rawit, lumpia ini sudah sangat enak loh.

Lumpia ini merupakan model makanan tradisional yang sangat beraneka isiannya. Adapun isian dari lumpia goreng ini, antara lain adalah ayam, telur, sayuran, dan juga udang. Lumpia goreng memang bisa kamu temukan dimana saja, kemungkinan tidak sama rasanya dibandingkan dengan lumpia Semarang ini.

4. Tahu Petis

Bagi beberapa orang yang belum pernah mencoba tahu petis tentu akan bingung dengan makanan yang satu ini. Mengapa memakan tahu goreng harus dengan sambal petis yang identik dengan gula merah dan pedas? yuk simak dibawah penjelasannya.

Tahu petis di Semarang biasa dijadikan sebagai cemilan. Tetapi, tak jarang juga warga lokal setempat menjadikan tahu Semarang yang disiram bumbu petis ini sebagai lauk yang bisa dimakan bersama dengan nasi.

Alasan utama mengapa tahu petis dinamakan demikian, karena makanan ini terdiri tahu kuning yang digoreng seperti biasanya dan disirami dengan bumbu petis. akan tetapi Bumbu petis ini bukan terbuat dari gula merah dan kacang seperti yang ada pada rujak.

Akan tetapi, kuah petis ini terbuat dari udang yang dimasak didalam tempat yang sangat lama sampai menjadi kental. Kuah petis kini bisa menggunakan udang atau ikan, tergantung dari siapa yang memasaknya.

5. Soto Kudus

Makanan yang bisa disebut dengan comfort food. Dengan kuahnya yang sangat hangat, soto kudus memiliki banyak sekali peminatnya. Jika kamu mendengar dari namanya, kamu sudah tentu memahami bahwa makanan ini berasal dari kudus, salah satu tempat di Jawa Tengah.

Salah satu sajian tradisional yang banyak sekali penggemarnya. Sekarang, kamu tidak perlu pergi jauh ke Jawa Tengah untuk menemukan makanan ini. Banyak sekali cabang soto kudus yang tersebar di wilayah Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, Bandung, dan sekitarnya.

Soto kudus ini biasa disajikan dengan mangkoknya yang kecil. Di dalam mangkuk itu memuat potongan daging (Bisa daging kerbau, ayam, atau sapi. Tergantung dari tempat yang sediakan soto kudus ini), tauge, mie, daun seledri, bawang goreng, nasi dan yang tentu kuah beningnya yang khas.

Biasanya, sebagai pelengkap jika makan ini, akan disediakan perkedel, gorengan, dan sate telur puyuh. Kamu bisa memilih mana yang paling disesuaikan dengan seleramu.

Nah itulah diatas ulasan tentang 10 Tarian Adat Jawa Tengah dari Beragam Budaya dan masakan khasnya semoga bermanfaat.

Lulusan linguistik Prancis. Berpengalaman dalam penulisan konten SEO, penulisan kreatif, blogging, dan copywriting. Saat ini menulis untuk blog kesehatan & gaya hidup keluarga theAsianparent Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rekomendasi Editor